Penerapan peralatan baki telur Shuliy mengubah proses pengemasan di peternakan. Kini, telur-telur tersebut disimpan dengan cepat dan aman di dalam nampan yang diproduksi secara lokal, memastikan perjalanan yang lancar dari peternakan ke pasar. Kepuasan klien terhadap peralatan kami menggarisbawahi komitmen Shuliy untuk menyediakan solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk industri produksi telur.
Seiring berkembangnya peternakan di Afrika Selatan dengan kemandirian barunya dalam produksi baki telur, kasus ini menjadi bukti efisiensi dan keandalan peralatan Shuliy dalam memenuhi beragam kebutuhan pasar unggas global. Untuk perusahaan unggas yang mempertimbangkan peralihan menuju swasembada produksi baki telur, Shuliy’s Peralatan Baki Telur 3000pcs/jam menonjol sebagai pilihan yang andal dan hemat biaya.
Mengapa memilih untuk membeli peralatan baki telur?
Di pinggiran Provinsi Gauteng di Afrika Selatan terdapat peternakan unggas yang luas yang melayani permintaan telur segar di wilayah tersebut. Menghadapi tantangan kenaikan biaya pengiriman internasional dan keterlambatan pasokan baki telur, peternakan tersebut, yang merupakan pemain utama di pasar telur lokal, mencari solusi yang berkelanjutan. Setelah sebelumnya mengandalkan impor dalam skala besar, peternakan tersebut memutuskan untuk berinvestasi pada solusi berskala lebih kecil dan efisien – yaitu produksi baki telur mereka sendiri.
Setelah menemukan peralatan baki telur Shuliy yang mengesankan melalui video YouTube kami, peternakan tersebut tertarik dengan potensi solusi internal. Keputusan untuk menghubungi pabrik kami didorong oleh keinginan untuk mendapatkan pasokan baki telur yang penting untuk operasional peternakan sehari-hari.
Solusi Shuliy untuk produksi baki telur di Afrika Selatan
Shuliy segera merespons, memahami kebutuhan unik dari raksasa unggas tersebut. Setelah konsultasi mendetail, kami merekomendasikan solusi khusus – peralatan baki telur dengan kapasitas produksi 3000 lembar per jam. Pilihan ini sangat selaras dengan produksi telur harian peternakan dan keterbatasan anggaran.